Selasa, 21 Juli 2009

Karee Bertahan Di Urutan Atas


NIKAH MASAL : Tampak peserta nikah masal sedang diarak menuju Pendopo Muda Graha Kab. Madiun.



Daerah pegunungan masih identik dengan tempat kumpulkebo

MADIUN. Pemerintah Kab. Madiun selain melakukan kebijakan dalam peningkatan perekonomian, juga dalam bentuk sosial. Ini dilakukan sebagai salah satu pengimbang dalam pembangunan pemerintah daerah setempat. Seperti yang terjadi pada (15/7) di Pendopo Muda Graha, pelaksanaan nikah masal. Kegiatan rutin tiap tahun ini salah satu agenda dalam rangka hari jadi Kab. Madiun ke 441.

Kegiatan nikah masal ini diikuti oleh 50 pasangan pengantin dari delapan kecamatan dan Kec. Kare menyumbang terbanyak dengan 30 pasangan pengantin. Wilayah kecamatan ini berada di daerah lereng gunung wilis. Dan setiap tahunnnya daerah ini masuk urutan teratas sebagai penyumbang a peserta nikah masal. Dengan demikian, permasalahan banyaknya pasangan kumpulkebo didaerah tersebut belum dapat teratasi.

Pelaksanaan nikah massal secara simbolis diwakili pasangan Arianto (31) dengan Ruli Novita (26) asal Ds. Kajang Kec. Sawahan yang dinikahkan oleh Drs. Ubaidillah Santoso dari Departemen Agama Kab. Madiun. Sedangkan 49 pasang lainnya telah dinikahkan di Kantor Urusan Agama (KUA) dikecamatan masing-masing. Untuk masing-masing pasangan, telah menerima bantuan dari Pemkab. Madiun berupa pakaian sarimbit dan mas kawin berupa uang sebesar Rp.50 ribu. Pasangan Soleman (80) dengan Rodiyah (66) dari Ds. Jogodayuh Kec. Geger tercatat pasangan tertua. Sedangkan pasangan Mahmud (22) dan Yuliana (17) dari Ds. Wonoasri Kec. Wonoasri masuk pasangan termuda.

Bupati Madiun H. Muhtarom mengatakan, bahwa permasalahan sosial adalah merupakan suatu permasalahan yang dinamis berkembang selaras dengan perkembangan situasi dan kondisi masyarakat. ”Apalagi saat ini kita masih dihadapkan pada permasalahan sosial lain yang semakin bertambah,” jelas orang nomer satu di eksekutif. Sedangkan permasalahan sosial lain yang dimaksud diantaranya fakir miskin, gelandangan, pengemis, anak terlantar, lansia terlantar, penyandang cacat, eks napi dan korban bencana alam.

Bupati menambahkan, himpitan ekonomi penyebab bagi mereka yang tidak bisa melaksanakan pernikahan resmi sesuai Undang-undang yang berlaku. Sehingga mereka hanya melakukan nikah sirri walaupun sudah kumpulkebo bertahun-tahun. Selain itu juga adanya permasalahan baru seperti anak jalanan, pengungsi, balita terlantar dan termasuk juga masalah pernikahan massal. Sehubungan dengan hal tersebut Bupati Madiun mengajak kepada semua pihak untuk ikut berperan aktif dalam menangani masalah sosial tersebut. [dio]

Korban Mutilasi Diduga Seorang Mahasiswi Jombang

MADIUN. Penyelidik Polwil Madiun mengenai kasus mutilasi mulai ada titik terang, dan kini pihak penyidik sudah mengantongi identitas korban. Selanjutnya untuk mengungkap siapa pelaku pembunuhan sadis ini, polisi terus mengembangkan penyelidikan dengan meminta keterangan dari beberapa saksi termasuk rekan korban serta mengumpulkan barang bukti.

Kapolwil Madiun, Kombes Achmadi mengatakan, sudah ada pihak keluarga yang mengaku kehilangan salah satu anggota keluarga. Mereka datang ke Polwil Madiun untuk mencocokkan ciri fisik yang dimiliki korban dan barang bukti yang ada yakni berupa sabuk, bra, dan bros. Dari keterangan mereka diketahui kalau korban adalah anggota keluarganya yang hilang dengan kecocokan barang bukti yang ada pada korban.

Dari penyelidikan dan keterangan dari sebuah keluarga yang melapor atas kehilangan anggota keluarganya. Dan dari barang bukti yang ada pada korban diakui keluarga tersebut cocok dengan yang dimiliki. Polisi menduga, sembilan potongan tubuh yang ditemukan di Magetan dan Jogjakarta itu Ayu Wulandari (21). Asal Dusun Ngrayung Desa Kepuhrejo, Kec Duku, Kab Jombang. Korban yang masih tercatat sebagai mahasiswi semester dua di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) di Jombang.

Selama satu bulan, korban menjalani program praktik kerja di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Hardjono, Ponorogo. Namun, baru dua minggu dia menjalani praktik kerja sebagai perawat di rumah sakit itu. Lalu dia dilaporkan hilang dan diduga kuat menjadi korban pembunuhan yang disertai mutilasi ini.

Kombespol Achmadi menjelaskan, dari hasil pencocokkan tulang bagian tubuh terpotong yang ditemukan di Yogyakarta dengan bagian tubuh yang ditemukan di Sarangan, Magetan, ada kecocokan dan merupakan satu kesatuan. “Dari pemeriksaan fisik, sidik jari korban dan surat keterangan lulus yang kami dapatkan, kami sudah mengetahui identitas korban. Selanjutnya, kami akan terus mengembangkan penyelidikan dan untuk segera menangkap pelakunya,” ujar Kapolwil kepada wartawan (17/7) di Mapolwil Madiun.

Saat ini, dari hasil identifikasi secara fisik memang sudah diketahui identitas korban. Meski begitu, pihak kepolisian masih akan menunggu hasil pemeriksaan forensik yang saat ini masih dilakukan di laboratorium. “Kami akan bekerja secara prosedural, teliti dan tidak tergesa gesa. Jadi, untuk perkembangan penyelidikan lebih lanjut, tunggu saja hasilnya,” jelas Kapolwil.

Pada bagian lain, pihak penyelidik Polwil Madiun kemarin secara intensif memeriksa dan meminta keterangan tiga orang saksi rekan korban yakni Abdul Latif, asal Kepanjen, Malang, dan dua saksi lainnya yakni Ninda dan Nuri. Dan dari penyelidikan sementara, Abdul Latif, diduga kuat memiliki hubungan dekat dengan korban. Sedangkan, dua saksi lainnya yakni Ninda dan Nuri, hanya sebagai teman korban yang sama sama praktik di RSUD dr Hardjono, Ponorogo.

Pemeriksaan terhadap Abdul Latif di Ruang Subbag Reskrim Polwil Madiun berlangsung mulai pukul 10.30 WIB hingga pukul 15.00 WIB. Namun, hingga kemarin, polisi belum menetapkan seorang pun tersangka dalam kasus ini. [dio]

PNS Meninggal Dikamar Hotel


AKP. SENTOT SUJITO


MADIUN. Seorang PNS (Pegawai Negeri Sipil-red) ditemukan terbujur kaku tak bernyawa pada kamis (16/7) lalu di salah satu kamar hotel Rachmad Jati Caruban, Madiun. Awal diketahui meninggalnya Sujarwo (45) seorang PNS Dinas Kebakaran Kota Madiun oleh Sunarwanto karyawan hotel tersebut.

Pada waktu tersebut pukul 12.00 WIb, karyawan dari hotel ini bermaksud untuk menanyakan pada korban, dengan memperpanjang waktu nginap atau chek out. Karena diketuk berkali-kali tidak ada jawaban, maka pintu kamar dibuka dan ternyata pintu tidak dalam keadaan terkunci.

Setelah pintu terbuka, sang PNS yang beralamat di daerah puntuk Kel. Kejuron Kota Madiun sudah meninggal diatas kasur dengan keadaan miring. Korban masih berpakain lengkap, hanya terlihat jaket lepas dari tubuhnya. Pihak hotel langsung melaporkan pada Polsek Mejayan atas peristiwa tersebut.

Dengan waktu singkat, jajaran kepolisian langsung mluncur ke TKP yang memang jaraknya tidak jauh dari Mapolsek Mejayan. ”Setelah mendapat laporan, kami langsung ke lokasi untuk melakukan olah TKP,” jelas AKP. Sentot Sujito Kapolsek Mejayan pada Radar Minggu. Dan selanjutnya, jenazah langsung dikirim ke RSP Dr. Soedono untuk dilakukan visum.

Dari hasil keterangan pihak hotel, korban masuk hari Rabu (15/7) pukul 08.00 WIB, lalu lima belas menit kemudian seorang perempuan menyusul ke kamar korban. Dan tidak diketahui apa yang dilakukan mereka didalam kamar hotel dengan pintu tertera nomer 19. Setelah dua jam lebih atau sekitar pukul 11.00 WIB, perempuan tampak meninggalkan hotel tersebut dan tidak kembali lagi. Sampai ditulis berita ini, identitas perempuan yang menyusul ke kamar korban belum terungkap.

Dengan kondisi tersebut, diperkirakan korban sudah meninggal lebih dari lima jam. Didukung dengan keadaan lampu kamar yang masih menyala dan kamar mandi yang kering. Sedangkan pihak keluarga korban menjelaskan, tiga minggu sebelumnya Sujarwo pernah opname di RSP dr. Soedono karena gangguan jantung.

”Selain itu menurut keluarga, korban juga mengalami penyempitan pembuluh darah di otak atau vertigo,” ujar AKP. Sentot Sujito mantan Kapolsek Kartoharjo Kota Madiun. Keluarga Sujarwo, juga mengajukan keberatan dilakukannya otopsi pada korban dan menerima kenyataan tersebut. Karena pada tubuh korban tidak ditemukan yang mencurigakan, maka pihak kepolisian mengijinkan pihak keluarga mengambil jenazah untuk segera dapat dimakamkan. [dio]


INFO KERJA