Jumat, 05 Desember 2008

Monumen Ketahanan Pangan


Monumen. Ini dibangun untuk menunjukkan bahwa Kabupaten Madiun adalah daerah Lumbung Padi yang menjadikan salah satu daerah penyokong stok beras Nasional [dio]

Bupati Pimpin Penanaman Ribuan Pohon


Bupati Madiun H. Muhtarom saat menanam pohon


Madiun, RM. Pemerintah pusat telah mencanangkan untuk menanam pohon secara nasional dan agar juga dilaksanakan disetiap daerah di Indonesia. Disamping itu telah menetapkan bulan desember sebagai bulan menanam nasional 2008.

Untuk itu Pemerintah Kabupaten Madiun telah menidaklanjuti apa yang menjadi progran dari pemerintah pusat tersebut. Ini dibuktikan dengan pelaksanaan kegiatan penanamanpohon sebanyak 191.500 batang. Yang terdiri dari bibit jati, mahoni, sengon serta mangga, rambutan dan kakao.

Kegiatan ini dipinpim langsung oleh Bupati Madiun H. Muhtarom yang disertai Muspida, Kapolwil Madiun, pasukan dari TNI dan Polri serta masyarakat umum. Dilakukan pada (28/11) karena ditetapkannya tanggal tersebut sebagai hari menanam pohon indonesia serta secara serentak seluruh indonesia untuk menanam pohon.

Seperti yang disampaikan H. Muhtarom bahwa kegiatan menanam pohon telah banyak dilakukan oleh berbagai pihak. Baik melalui kegiatan inpres penghijauan dan reboisasi atau gerakan nasional rehabilitas hutan dan lahan (GERHAN ). Juga reboisasi dan pembangunan hutan tanaman industri di kawasan hutan dan kecil menanam dewasa memanen ( KMDM ).

Juga disampaikan pesan dari Menteri Kehutanan RI untuk mengajak seluruh rakyat indonesia sadar mau menanam dan memelihara pohon. Yang akan dapat membantu pemulihan kerusakan sumber daya hutan dan sekaligus membangun budaya sadar menanam sebagai budaya sikap hidup bangsa indonesia.

Hari Menanam Pohon Indonesia tahun 2008 yang dicanangkan oleh Presiden RI pada tanggal, 28 Nopember 2008 yang mengambil tema “Penananam Serentak 100 Juta Pohon dalam rangka Peringatan 100 Tahun Kebangkitan Nasional”.

“Dengan tema tersebut diharapkan dapat memberikan motivasi yang besar dalam membangun kesadaran dan semangat seluruh rakyat Indonesia untuk mau dan mampu melakukan kegiatan menanam pohon secara mandiri dan lestari,” jelas Bupati madiun.

Lebihlanjut dijelaskan, bahwa Indonesia memiliki luas hutan tropis terbesar ketiga di dunia dengan kekayaan alam yang luar biasa besar dan dianggap sebagai paru-paru dunia. Namun demikian masih dihadapkan pada persoalan besar yaitu degradasi hutan dan lahan serta laju deforestasi yang tinggi

Ada 1,08 juta Ha per tahun akibat pembalakan liar, penjarahan, kebakaran hutan dan lain sebagainya. Banyaknya hutan kritis, bukit gundul, lahan kosong yang tidak terurus, lahan tegal/pekarangan terbuka, jalan gersang, tempat public dan tempat ibadah yang belum memiliki ruang hijau

Sedangkan Kapolwil Madiun Kombes Drs. Achmadi, SH, MAP menjelaskan, terjadinya bencana lingkungan tidaklah mendadak, tetapi melalui sebuah proses panjang dan kait mengkait yang kadang kita tidak sadar bahwa prilaku yang ternyata merusak lingkungan.

“Untuk itu perlu kesadaran dan terus menerus untuk senantiasa memperlakukan alam dengan segala isinya secara bijaksana, lestari, seimbang dan berkelanjutan,” Kata Kombes Drs. Achmadi, SH, MAP. Serta masih banyaknya lahan terlantar , kering dan kritis dan juga dampak pemanasan global serta masih kuatnya budaya menebang daripada budaya menanam.

Adapun tujuan gerakan ini untuk menggugah kesadaran masyarakat akan pentingnya pohon bagi kelangsungan hidup. Titik berat gerakan menanam pohon indonesia ini tidak saja menekankan penanaman sebagaimana gerakan penghijauan pada umumnya. Namun yang lebih penting adalah pada aspek pemeliharaan dan pengamanannya.

Bupati madiun mengharapkan masyarakat Kab. Madiun termotivasi secara sukarela selalu melakukan penanaman pohon melalui pemanfaatan setiap jengkal tanah yang dimiliki dengan menanami pepohonan. Khususnya buat anggota TNI/POLRI dapat menjadi contoh dan pelopor dalam upaya pelestarian lingkungan. [dio]

Di Kabupaten Madiun Personil Bersertifikat Terbatas

“Perlunya peningkatan kemampuan personil dimasing-masing SKPD,” tegas Hari Sasetyo Kepala BKD kabupaten Madiun.

Madiun, RM. Untuk menghindari kesalahan maupun permasalahan dalam pengadaan barang/jasa, diperlukan SDM aparatur yang tinggi. Dan Pemkab Madiun berusaha untuk
meningkatkan mutu SDM dikalangan satuan kerja pemerintah daerah (SKPD).

Peningkatan mutu SDM ini dengan melaksanakan pelatihan dan ujian sertifikasi keahlian pengadaan barang/jasa yang diikuti 100 peserta. Pelatihan tersebut dilaksanakan dengan kerja sama Pusdiklat Depdagri Regional Yogyakarta dan Pusat Pengembangan Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Publik Bappenas

Menurut Kepala Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Madiun Hari Sasetyo, bahwa maksud dilaksanakannya pelatihan dan ujian sertifikasi ini adalah untuk meningkatkan kemampuan personil dimasing-masing SKPD dalam lingkup Pemerintah Kabupaten Madiun.

Agar dalam pengadaan barang/jasa pemerintah dapat sesuai dengan peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2007 tentang perubahan ketujuh atas keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang pedoman pelaksanaan pengadaan barang dan jasa pemerintah.

Serta bertujuan untuk meningkatkan jumlah personil pengadaan barang dan jasa pemerintah yang bersertifikat ahli pengadaan barang/jasa pemerintah. Dan juga untuk meningkatkan tertib administrasi dalam pengadaan barang/jasa pemerintah.

Bupati Madiun H. Muhtarom menyampaikan bahwa pelatihan dan ujian sertifikasi keahlian barang/jasa pemerintah dilenggarakan dalam upaya peningkatan kualitas SDM aparatu. Utamanya peningkatan kompetensi dan profesionalisme dalam pengadaan barang/jasa pemerintah bagi jajaran birokrasi di lingkup Pemerintah Kabupaten Madiun.

Sedangkan jumlah personil/pengelola pengadaan barang/jasa pemerintah yang bersertifikat di Kabupaten Madiun sangat terbatas dan masih jauh dari jumlah ideal yang dibutuhkan ( masih sebanyak 5 orang-Red). Oleh karena itu Pemerintah Kabupaten Madiun menyelenggarakan pelatihan dan ujian sertifikasi keahlian pengadaan barang/jasa untuk menambah personil yang dapat memiliki sertifikat.

Terkait dengan diselenggarakan kegiatan tersebut karena masih terdapat kecenderungan bagi para pengguna barang/jasa atau pejabat pembuat komitmen di masing-masing SKPD. Dengan menunda kegiatan pangadaan barang/jasa pada akhir tahun anggaran. Bahkan kadang dengan alasan keterbatasan waktu. maka kegiatan penggadaannya terpaksa dilakukan dengan cara penunjukan langsung dan bisa bertentangan dengan peraturan yang ada.

Bupati Madiun mengharapkan agar masing-masing peserta dapat mengetahui dan selanjutnya mamatuhi segala aturan proses kegiatan pengadaan barang/jasa. Sehingga tidak ada lagi kecenderungan timbulnya keengganan dari para aparatur pemerintah daerah untuk menerima kepercayaan sebagai pejabat pembuat komitmen.

Atau pejabat pelaksana teknis kegiatan dan panitia pengadaan barang/jasa karena belum memahami dengan sepenuhnya peraturan-peraturan mengenai pengadaan barang/jasa serta adanya kekhawatiran berurusan dengan para penegak hukum apabila terdapat kesalahan dalam mengambil keputusan. [dio]

Guru Harus Berkualifikasi


Bupati Madiun menyerahkan piagam penghargaan


Madiun, RM. Sekarang sangat dibutuhkan guru yang benar-benar mempunyai skill atau berkualifikasi untuk menghasilkan mutu pendidikan. Agar dapat memberikan pembelajaran pada murid yang mempunyai kualitas pendidikan yang baik pula.

Seperti yang disampaikan H. Muhtarom, sudah menjadi kesadaran pemerintah kalau tidak ada guru, berarti tidak ada pendidikan. ”Hanya dengan sentuhan guru profesional yang bermartabat, terlindungi, dan sejahtera anak- anak bangsa akan menerima pembelajaran yang mendidik dan bermutu,” kata H. Muhtarom dihadapan para guru saat mengikuti upacara memperingati HUT PGRI (25/11) lalu.

Dalam peringatan Hari Guru Nasional kali ini diharapkan memiliki makna penting, karena pemerintah tengah berupaya menghadirkan guru yang profesional. Dengan meningkatkan kualifikasi, kompetensi, kesejahteraan, perlindungan bagi para guru sebagai implikasi UU no 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen .

Juga diharapkan untuk menjadikan pendidikan sebagai pilar utama dalam mencapai kemajuan dan kejayaan bangsa. Dimana guru memegang peran terpenting di dalamnya untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas .

Lebih lanjut Bupati Madiun menyampaikan bahwa dengan sertifikasi profesi guru sebagian dari standarisasi kompetensi guru secara nasional. Dan pemerintah akan memberikan tunjangan profesi sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesejahteraan guru, baik guru negeri maupun swasta .

Dengan pemberian tunjangan profesi tersebut diharapkan kualifikasi, kompetensi, kesejahteraan, harkat dan martabat, serta perlindungan guru dapat ditingkatkan secara bertahap. Sehingga para guru dapat menjalankan tugasnya dengan baik dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan nasional .

Dalam kesempatan tersebut Bupati juga berkenan menyerahkan piagam penghargaan kepada guru dan perintis penggerak PAUD (pendidikan anak usia dini-Red) yang berprestasi. Adapun guru dan perintis penggerak PAUD yang berprestasi diantaranya Anim Hadi Susanto, SPd guru SMAN 1 Geger (salah satu dari 3 guru Indonesia dalam Regional Innovative Teacher di Vietnam) dan peraih medali perak pembuatan media berbasis TIK Tingkat Nasional .

Abdul Hakim, SPd guru SMPN 1 Dolopo (Pemakalah konferensi nasional matematika XIV, Juara Harapan III Lomba Tulis Puisi Matematika Tingkat Nasional serta Penulis opini guru pada radar madiun sebanyak 7 kali)

Proya Santosa, SPd guru SMAN 1 Dolopo (juara I lomba opini guru SMA), Drs. Aminuddin, MPd guru SMPN 2 Balerejo (juara I lomba opini guru SMP), Sri Wahyuni, SPd guru SDN Bangunsari 02 Dolopo (juara I lomba opini guru SD). Isnarti, SPd guru TK Ds Sawahan (juara I lomba Opini guru TK) dan Titik Margawati SPd, MPd wakil ketua Forum PAUD Kab Madiun (perintis dan penggerak PAUD) serta Drs. Suparno guru SMPN 4 Saradan (Penata gending jawa).

Ditempat terpisah Slamet Riyadi Kasubdin Diklusepura Dinas Pendidikan Kabupaten Madiun menjelaskan untuk 2008 dalam peringatan hari guru nasional ini sengaja tidak dilakukan kegiatan apapun. Tetapi dipusatkan hanya pada upacara yang diikuti seluruh guru di kabupaten Madiun. ”Ini juga atas usul dari para guru sendiri jadi kami hanya mengikuti saja,” jelas Slamet Riyadi pada Radar Minggu. [dio]


INFO KERJA