Jumat, 06 Februari 2009

Ribuan Rumah Terendam Air

Diguyur Hujan Hampir 12 jam


MADIUN. Dalam setiap musim penghujan, ada beberapa daerah di Kabupaten Madiun yang menjadi langganan banjir. Dengan membawa kerugian besar pada masyarakat yang tergenang lahan pertaniannya dan fasilitas umum milik pemerintah.

Seperti beberapa hari lalu, Kabupaten Madiun diguyur hujan lebih 12 jam membuat lima kecamatan tergenang banjir. Yang termasuk Kecamatan Wonoasri, Pilangkenceng, Madiun, Wungu dan Balerejo yang masuk sebagai daerah rawan banjir. Bahkan 1.558 ha sawah dan 3.355 rumah terendam air serta 1.113 meter jalan terkelupas.

Dengan terendamnya ribuan hektar sawah, sehingga diprediksikan hasi produksi pertanian akan menurun sampai 30 persen. Ada 80 kolam perikanan yang diterjang banjir dengan 50 persen yang sudah siap panen. Sehingga kerugian diperkirakan sudah mencapai ratusan juta.

Menurut H. Muhtarom Bupati Madiun, bahwa kerusakan pada tanaman padi yang disebabkan banjir nanti tidak akan terlalu mempengaruhi pasokan stok beras. "Karena kerusakan pada tanaman padi masih rendah," ujar Bupati Madiun pada wartawan. Selanjutnya pemerintah daerah akan membantu benih petani yang tanamannya rusak untuk menanam kembali.

Menjadinya ke lima kecamatan tersebut sebagai daerah langganan banjir, disebabkan limpahan air yang deras dari gunung wilis. Disamping itu meluapnya air bengawan solo dan termasuk banyaknya anak sungai. "Lereng gunung wilis struktur tanahnya sudah tua, sehingga tidak bisa meresap air dengan baik. Maka harus kita imbangi dengan penghijauan didaerah tersebut," jelas H. Muhtarom.

Sedangkan untuk solusi ditingkat hilir sangat susah, maka pemkab madiun berencana membuat waduk di daerah kresek yang ada dikaki gunung wilis. Karena dengan waduk tersebut diharapkan dapat mengurangi volume air yang mengalir ke dataran rendah. Disamping itu pada musim kemarau dapat digunakan untuk mengairi pertanian juga untuk kebutuhan perusahaan.

Mega proyek setelah waduk kedungbrubus ini direncanakan akan selesai pada tahun 2012. Dan saat ini baru masuk tahap kajian yang akan dilanjut proses ijin, pembebasan lahan dari pemilik 35 KK lalu amdal. Pembangunan untuk fisiknya yang diperkirakan menelan ratusan milyar semua dari APBN. Sedang APBD hanya dibebani untuk desainnya, kajian dan amdal.

Selain banjir, kabupaten ini juga dihantui dengan tanah longsor. Karena ada puluhan titik rawan tanah longsor seperti di desa Mendak Kecamatan Dagangan ada 13 titik. Dan pemerintah daerah setempat sudah memberikan himbauan kepada warga yang tinggal di daerah tersebut untuk pindah kedaerah yang lebih aman. [dio]

Tidak ada komentar:



INFO KERJA