Rabu, 14 Oktober 2009

PENGEMBANGAN TANAMAN TEMBAKAU


MADIUN. Selain sebagai daerah penghasil beras, Pemkab. Madiun tengah berusaha untuk mengembangkan tanaman tembakau. Karena produksi tembakau masih kecil padahal punya peluang besar. Dengan banyaknya pabrik rokok lokal dan disamping itu juga untuk pabrik rokok besar lainnya.

Sementara ini areal tembakau didaerah ini masih sekitar 275 ha yang tersebar di tiga kecamatan. Kecilnya tanaman ini, dikarenakan para petani masih kesulitan dalam pemasarannya. Karena selama ini para petani tembakau hanya siap menanam bilamana sudah menjalin mitra kerjasama. Mitra petani tembakau ini adalah pihak ke dua sebagai pemasok di pabrik rokok. Sehingga permintaan tembakaunya tidak terlalu banyak dan dengan harga yang masih rendah.

Seperti yang dijelaskan Ratno (50) ketua kelompok tani tembakau desa Ngale Kec. Pilangkenceng. Hasil produksi tembakau bisa mencapai 1,5 ton rajang kering per hektarnya. “Kalau hasil produksinya cukup baik, cuma penampungannya belum maksimal dan harganya masih rendah,” jelas Ratno.

Dengan harga tembakau yang rendah, sehingga petani belum bisa menutupi biaya produksinya. Harga tembakau rajang kering, bahkan juga ada yang hanya Rp. 10 ribu. Sedang yang tertinggi hanya mencapai Rp 65 ribu per kg nya. Untuk membantu para petani tembakau, Pemkab Madiun berusaha mencari kemitraan yang lebih banyak. Agar dapat menampung hasil tembakau lebih banyak dengan harga yang tidak merugikan petani.

Untuk perluasan areal tembakau, Pemkab Madiun juga memberikan bantuan pinjaman lunak kepada petani tembakau juga bantuan saprodit.“Ini bertujuan agar Pengembangan tanaman tembakau bisa optimal,” tegas Sarbini dari bidang pengembangan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Madiun.

Soal tembakau, lain dengan daerah Temanggung, Jateng, yang terkenal sebagi sentral tanaman tembakau. Juga hasil tembakaunya berkualitas tinggi dengan harga yang tinggi pula. Dengan tembakau jenis D+ harganya Rp. 75 ribu per kg dan jenis G mencapai Rp. 250 ribu per kg rajang kering. Sedang jenis HI atau yang dikenal Srintil bisa mencapai Rp. 500 per kg.

Nurhadi (60) petani tembakau Desa Trilir Kec.Tlogomulyo Temanggung menuturkan, hasil produksi tembakau hanya mencapai 0,7 ton per ha. Dengan biaya 34 juta per ha, bila kualitas terjaga baik maka dapat menghasil sekitar 73 juta lebih. Tembakau jenis Lansia didesa yang ada dilereng gunung Sumbing ini merupakan tembakau berkualitas terbaik. Yang kedua jenis Paksi yang ada disekitar gunung Sundoro dan jenis Smabing disekitar gunung Prahu. Karena tembakau yang berkualitas dihasilkan dari tegal yang ada dilereng gunung tersebut.

Prosesing pengereman tembakau dapat mencapai 12 hari untuk menghasilkan tembakau berkualitas. Dan bilamana menghasilkan jamur berwarna kuning dan beraroma wangi, maka dapat mencapai tembakau jenis Srintil. Tembakau dari kabupaten ini dikenal sebagai tembakau lauk, sedang dari daerah lain hanya sebagai nasinya.

Kabupaten tembakau dapat menghasilkan sampai 22 ribu ton, padahal pabrik besar (PT. Djarum dan PT. Gudang Garam) hanya ngosumsi 7 ribu ton. Sehingga sisanya dapat dipasok ke pabrik lokal atau disekitar daerah jawa tengah. Untuk menjaga kualitasnya, pemerintah daerah setempat bersama pabrik rokok memberikan batasan prduksi hanya 7.200 ton. [dio]

Tidak ada komentar:



INFO KERJA